Nama : Ahmad Badarudin
NIM : 2010 112 094
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Bahasa dan Seni
Teori Prosa Fiksi
Dosen Pengasuh: Darwin Effendi, M.Pd.
Rindu Empat Musim
Aku terhenyak dalam bekapan malam. Tersenyum sendiri mengingat kisah lalu. Ya, siapa lagi yang bisa kuingat selain dirinya, seseorang yang begitu aku rindukan melampaui rasa rinduku terhadap yang lainnya. Dia yang tak tergantikan di hatiku, dia yang membuat aku tertawa, tersenyum, marah, dan terluka. Wajahnya yang cantik jelita tiada tara dan tiada dua, serta anggun tiada tanding dan tiada banding, pemikirannya dan pendiriannya yang kokoh sekokoh Tembok Cina tak dapat dirobohkan.
Kala itu, awalnya aku sedang duduk di tepi taman bunga Perumahan PT. PUSRI yang begitu menyejukan jiwa sambil mendengarkan lagu-lagu anime kartun Jepang kesukaanku sambil minum jus alpukat. Wah segarnya bila kurasakan hari itu yang begitu panas tak karuan yang membuat kepalaku sakit. Tiba-tiba, suara rintihan tangis kudengar tepat di sebelahku. Aku menoleh, dan ternyata seorang gadis menangis tersedu sedan. Karena tak tega melihatnya, akhirnya kudekati dia.
“Hei… ada apa? Kenapa kau menangis seperti ini?” tanyaku.
Dia hanya semakin menangis dan malah lebih kencang.
“Hiks…. Hu….hu….,” tangisnya yang semakin berdenging di telingaku. Aku kaget, dan semua orang menoleh ke arahku. Aku bingung tak karuan harus bertindak apa?
“Hei… hei… jangan menangis seperti itu, ayolah kumohon..,” pintaku dengan menyodorkan sapu tanganku kepadanya.
“Ini, ayolah… Hentikan tangisanmu. Lihat, semua orang memandangi kita,” ujarku.
Dia akhirnya berhenti menangis meskipun agak tersedak menahan tangisannya sambil mengusap air matanya dengan sapu tanganku.
“Terima kasih, hiks,” ucapnya dengan nada yang tak imbang diikuti cegukan tangis.
Aku pun duduk di sampingnya, “Huh…. Sebenarya kenapa kau ini?” tanyaku.
“Hmm, ini…,” ujarnnya mengembalikan sapu tanganku.
“Simpan saja, kau masih memerlukannya. Eh… jawab dulu pertanyaanku tadi,”
“Aku baru saja ditinggalkan pacarku dan kami baru saja putus, karena dia selingkuh,” jawabnya sambil ingin menangis lagi.
“Hah… dasar, hanya karena itu, aku pikir tersesat.”
“Habisnya… boleh aku minta jusmu? Aku haus,” pintanya meringis.
“Heh, ini ambil,” “Ternyata gadis ini agak tak punya rasa malu ya, dasar gadis aneh, pantas saja ditinggalkan pacar,” gumamku dalam hati.
“Slruuuuuuppp…slrupppp….!” Sedotnya hingga habis.
“Eh… eh.., kau habiskan semuanya!” kagetku.
“He.. he… maaf, aku benar-benar haus,” jawabnya seperti anak kecil berusia 3 1/5 tahun.
“Nah, sekarang kau kan sudah tidak menangis lagi, aku tinggal ya,” kataku.
Belum sempat aku menaiki motorku, tiba-tiba dia menarik lengan bajuku.
“Hei, antarkan aku pulang, aku mohon…!” pintanya sambil menarik-narik bajuku.
“Wah, kau ini benar-benar merepotkan. Sudah hentikan, kau merusak bajuku. Di mana kau tinggal?” tanyaku dengan mengerutkan dahi.
“Cihuy….! Sudah jalankan saja motornya nanti aku akan tunjukan arahnya.”
“Wew. Ya sudah, naiklah.”
Aku pun mengantarkannya pulang ke rumahnya, ya meskipun aku tak mengenal siapa gadis aneh ini. Tapi biarlah, anggap saja menolong orang yang tersesat. Sampailah aku di depan lorong rumahnya, dia pun turun dari motor.
“Di sini?” tanyaku.
“Iya,” katanya.
“Sudah ya, aku pamit,” kataku.
“Eh, tunggu dulu….,” katanya
“Apa lagi?”
“Siapa namamu? Kita belum kenalan,” tanya nya.
“Hmm.. Panggil saja Badar,” kataku.
“O… Badai..,”
“Bukan Badai, tapi Badar… pake huruf “ER…”,” jelasku.
“Iya aku ingat, Badarkan. Aku Dona,” katanya.
“Sudah? Tidak ada lagi?”
“Sini, berikan ponselmu,” katanya sambil meminta dengan tangannya.
“Untuk apa?” tanyaku.
“Ah, sudah berikan saja.”
“Ini..”
Dia mengambil ponselku sambil menekan angka seperti ingin menelpon seseorang, dan ternyata benar, “Kanashii hodo kimi ni tsutawara nai
kono kimochi taisetsu ni trank ni tsume te…,” berdering dari saku jeansnya lagu dari band asal Jepang Larc~en~Ciel, band kesukaanku.
kono kimochi taisetsu ni trank ni tsume te…,” berdering dari saku jeansnya lagu dari band asal Jepang Larc~en~Ciel, band kesukaanku.
“Itu tadi…”
“Iya, aku miscall ponselku...,”
“Bukan, dering yang itu...,”
“Oh, ya Larc~en~Ciel, band favoritku, kenapa? Kau tahu?”
“Ah, tidak. Sudah ya, aku pulang,” ujarku dengan pelan.
“Eh, tunggu dulu,” katanya.
“Apa lagi…?”
“Terima kasih ya..” ucapnya sambil tersenyum.
“Hmmm…” kataku sambil memakai helem motor.
************
Hari itu aku bertemu dengan wanita aneh, ya memang begitulah adanya. Saat aku pulang ke rumah dan mandi, lalu salat magrib. Baru saja aku selesai berdoa,
“I want you oh my love, naman bara bwajwo, neomaneul saranghae
sesang modu byeonhaedo Oh my love, neoman bomyeon ttwineun gaseum eonje kkajina neoman damgo isseulge..,” ponselku berbunyi, sebuah pesan singkat masuk. Ternyata dari gadis aneh tadi.
gadis ANeh
ass..
besok temui aku di toko buku gramedia
aku tuggu
bye...
sesang modu byeonhaedo Oh my love, neoman bomyeon ttwineun gaseum eonje kkajina neoman damgo isseulge..,” ponselku berbunyi, sebuah pesan singkat masuk. Ternyata dari gadis aneh tadi.
gadis ANeh
ass..
besok temui aku di toko buku gramedia
aku tuggu
bye...
Aku kaget dan bingung, apa sebenanya maunya wanita ini? Aku tak membalasnya. Aku mengantuk, dan terlelap tidur.
Pagi itu, pukul 9.30, setelah aku habis mandi, aq sarapan pagi dengan mie, nasi, telur mata sapi setengah matang, dan satu gelas susu. Ketika hendak meneguk minumanku, SMS masuk lagi ke ponselku.
gadis ANeh
hai selamt pagi,
jagn lupa jam 10.30
di toko buku
bila kau tidak datang
aku akan menangis di sini
bye....
Hampir saja aku tersedak minum gara-gara SMSnya. Dengan terpaksa aku mengikuti kemauannya, ya benar-benar merepotkan.
Tepat pukul 10.30, aku datang ke toko buku Gramedia. Celingak-celinguk, menolh ke sana dan ke mari, tapi gadis itu tidak kelihatan. Aku hamper kesal dibuatnya. Tiba-tiba,
“Duar….!” Kagetnya dari belakang menepuk pundakku.
“Aduh...” kutoleh ke belakang, dan ternyata dia, wah benar-benar aneh.
“Akhirnya kau datang juga.”
“Kenapa kau menyuhku datang ke mari?” tanyaku.
“Temani aku mencari komik ya?” pintanya.
“Komik? Ya baiklah…,” dengan nada melemas.
Aku menemaninya mencari komik yang berjudul “CASH GIRL” terbitan asal Korea buatan Kim Su Yeon. Akhirnya kami menemukannya. Ada satu set komik itu. Dari 1-10 buah. Dona membeli semuanya. Ya ampun, aku benar-benar kaget dibuatnya, ternyata gadis ini benar-benar maniak komik. Setelah selesai, kami keluar dan mencari temapt untuk duduk sambil makan es krim.
“Hmm..,” sambil makan es krim. “Apa kau begitu menyukai komik?” tanyaku yang agak sedikit belepotan memakan es krim.
“Ya, tentu saja. Aku punya banyak ratusan komik di rumah.”
“Benarkah ada apa komik saja?”
“Banyak, Naruto, One Piece, Death Note, Rave, Pansy, Demon, Air Girl, dan beberapa komik serial cantik..,” jelasnya dengan senang.
“O…,” membulatkan bibir.
“Kau tahu, bulan ini adalah musimnya aku mengumpulkan komik. Aku berusaha menyaingi saingan-saingan pecinta komik lainnya. Aku masih di bawah mereka. Jadi aku harus banyak membeli komik bulan ini.”
“Hah, gila, untuk apa?”
“Ya tentu saja untuk kepuasanku..,” katanya.
“Hmm, dasar aneh..”
“Biar saja,” ketusnya. Diam sejenak sambil menikmati es krim.
“Eh, besok temani aku lagi ya cari komik?” tanyanya
“Apa? Komik lagi? Apa itu belum cukup?”
“Belum, kan sudah kukatakan, bulan ini adalah musim dimana aku mengumpulkan komik, mau ya, please!” pintanya.
“Ya, baiklah.”
Dengan nada menghela nafas, aku akhirnya menerima permintaannya. Tiap hari kamis dan minggu selama 2 bulan penuh aku menemaninya mencari komik. Ke sana dan ke mari, ke toko buku bekas, dan tempat-tempat lainnya. Sampai terhitung jumlahnya ada 132 buku komik ia beli selama dua bulan penuh. Dasar gila!!!
*******
Setelah musim ia mengumpulkan komik ternyata ada musim lainnya lagi, yaitu mengumpulakan lagu-lagu dan film anime kartunnya. Ya Ampun….! Aku menepuk dahiku sendiri. Mahluk apa sebenarnya gadis ini? Aku ingat ketika kami membeli kaset DVD Death Note, di dalam toko kaset sempat-sempatnya dia mengupil depan kasirnya. Kasirnya hanya diam, tapi aku yang malu tak karuan. Aku sempat ingin kabur, tapi dia malah memanggilku.
“Sayang…,” panggilnya
“Hah?” aku terkejut, sejak kapan ia jadi sayangku?
“Kemarilah, aku pinjam uangmu ya?” pintanya.
“Kya…. Dasar kau ini.” Ujarku.
“Terima kasih saying..”
Selama 3 minggu kami membeli kaset DVD kartun jepang, ada film kartun Keroro, Gundam, Samurai X, One Piece, Fairy tail, dan banyak lagi. Sisanya berupa mp3 lagu-lagu OST. Kartun.
Aku pikir musimnya telah habis, tapi ternyata ada musim yang lebih gila lagi. Yaitu musim ketika ia berulang tahun. Tepat tanggal 12 Juni, dia mengajakku karokean di kafe dan makan-makan bersama teman-teman penggila komiknya. Aku tak bisa berbuat apa-apa ketika itu. Hanya bisa tertawa melihat tingkahnya yang meniru ala kartun jepang. aku memberikannya sebuah kado berupa sandal tidur berbentuk kartun Keroro. Dia tertawa melihat kado yang kubawakan. Mengatakan bahwa, “Kekanak-kanakkan…” padahal dia sendiri yang lebih kekanak-kanakan. Minum saja sampai salah membedakan jus strawberi dengan saos sambal. Hahahahaha….! Dasar gadis bodoh.
Tapi jujur, aku menyukainya. Dia menjadi kekasihku selama 2 tahun. Kami menjalani kebersamaan dengan sangat menggelikan. Aku bahagia dan benar-benar bahagia. Tapi, ada sebuah musim ketika aku tak bisa terima. Musim terakhir yang hanya ia lakukan satu kali dalam hidupnya.
Ia akan menikah dengan lelaki lain. Ia dijodohkan. Aku tak bisa menerimanya. Ia menangis di hadapanku untuk terakhir kalinya seperti awal kami bertemu. Aku hanya diam kala itu. Aku marah, aku kesal, aku… ah… tak bisa diungkapkan. Ia meninggalkanku.
Aku menuliskan sebuah puisi terakhir untuknya yang kukirim melalui facebook.
Rindu Empat Musim
Gadis bodoh yang tak kukenal
Menangis, tertawa, sedih, tersenyum
Aku tak mengenalmu
Tapi aku menyukaimu
Gadis bodoh dengan senyumnya
Datang dengan ratusan komik
Musim awal untuk aku agar lebih menyukaimu
Dan semakin menyukaimu
Gadis bodoh dengan tawanya
Mengupil di depan umum
Aneh, tapi membuatku geli
Gadis bodoh dengan keceriaannya
Bernyanyi layak artis tapi suaranya galau
Membuat sakit telingaku
Tapi aku bahagia
Gadis bodoh dengan tangisannya
Datang memohon maaf pergi meninggalkan aku
Meninggalkan sejuta kenangan bodoh
Aku terluka, tak kuterima
Tapi, kumohon
Bahagialah,
Tetap aku mencintaimu…
Aku merindumu dengan semua tingkahmu
Bye-bye…
Badar…
Entah kapan aku bisa berjumpa dengannya kelak? Aku begitu merindukannya.Hanya komik, dan lagu-lagu anime kartun yang bisa mengobati kerinduanku padanya. Dia, Dona, gadis aneh yang selalu membuatku tersenyum. Semoga dia juga merindukan aku.
*******************